6 Maksiat dibulan Ramadhan
Ketika Ramadan tiba, pintu surga
dibuka dan pintu neraka ditutup.
setan pun diikat, agar umat Muslim
dapat menjalankan ibadah puasa dengan semangat dan mengurangi perbuatan buruk
seperti maksiat.
- Mudah meninggalkan salat.
Salat lima waktu adalah salat wajib
yang harus dilakukan oleh umat Muslim.
Haram bagi umat Muslim untuk
meninggalkan salat lima waktu. Hal ini juga berlaku di bulan Ramadan dan kapan pun, tanpa terkecuali.
Namun, di bulan Ramadan, masih
terdapat orang yang meninggalkan salat, seperti salat Subuh.
Seringkali orang meninggalkan salat
Subuh karena mereka segera tidur setelah melaksanakan sahur.
Dari Burairah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ
عَمَلُهُ
“Barangsiapa meninggalkan shalat
Ashar, maka terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari, no. 594).
Berdasarkan hadits di atas, jelas
bahwa meninggalkan salat dapat menghapus amalan.
Jika kita sedang berpuasa di bulan Ramadan, maka maksiat ini akan menghancurkan pahala kita dalam berpuasa, meskipun secara hukum puasa tersebut tetap sah.
2. 2. Laki-laki malas salat berjamaah di masjid.
Salat berjamaah memiliki
keistimewaan, karena pahalanya yang berlipat ganda jika dikerjakan
bersama-sama, seperti di masjid.
Salat berjamaah wajib dilakukan oleh
laki-laki di masjid.
Namun, terkadang, ibadah puasa
menjadi alasan laki-laki untuk malas salat berjamaah di masjid.
Ibadah puasa menjadi alasan atas diri
yang tidak bersemangat dan membatasi aktivitas demi ketahanan tubuh hingga
berbuka puasa.
Padahal, terdapat hadits yang
mewajibkan laki-laki untuk berangkat salat jamaah di masjid.
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh,
seorang lelaki buta datang kepada Rosululloh dan berkata,
“Wahai Rasulullah, saya tidak
memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.”
Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak salat berjama’ah dan
agar diperbolehkan salat di rumahnya. Kemudian Rasulullah memberikan keringanan
kepadanya. Namun, ketika lelaki itu telah beranjak, Rasulullah memanggilnya
lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?”, Ia menjawab, “Ya”,
Rasulullah bersabda, “Penuhilah seruan (adzan) itu.”
(HR. Muslim).
3. Perempuan enggan berjilbab, bahkan memakai pakaian terbuka dan ketat saat puasa.
Perempuan wajib untuk menutup
auratnya yang meliputi seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan.
Namun, masih banyak perempuan yang
tidak menutup aurat, bahkan ketika bulan Ramadan.
Padahal, membuka aurat merupakan satu
dosa besar.
Terdapat larangan untuk menutup
aurat, sebagaimana Firman Allah subhanallahu wa ta'ala :
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ
كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا
سَوْآتِهِمَا
Wahai anak cucu Adam ! Janganlah
kalian tertipu oleh setan sebagaimana dia telah mengeluarkan ibu bapak kalian
dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat
keduanya.[QS. Al-A'raf:27]
Tidak menutup aurat di bulan Ramadan dengan mengenakan pakaian terbuka dan menarik perhatian lawan jenis hanya akan menjadikan puasa sia-sia.
4. Bepergian (ngabuburit) berdua dengan lawan jenis yang bukan mahram hingga buka puasa.
Pacaran adalah jalan menuju zina.
Sementara itu, zina dengan bukan
mahram adalah satu dosa besar yang haram dilakukan oleh umat Muslim.
Sebagaimana Alla subhanallahu wa
ta'ala berfirman :
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk.”
QS. Al Isro’ [17] : 32)
Meskipun begitu, banyak muda-mudi
yang pergi bersama lawan jenis yang bukan mahram dengan alasan ngabuburit dan
menunggu waktu berbuka.
Hal ini harus dihindari di bulan Ramadan, karena akan mengurangi keberkahan puasa dan menjadikannya sia-sia.
5. Ghibah dan fitnah.
Ghibah adalah membicarakan kejelekan
orang lain, meskipun hal itu benar adanya.
Sementara itu, fitnah adalah
membicarakan keburukan orang lain yang belum pasti kebenarannya.
Ghibah dan fitnah merupakan maksiat
dan masih banyak dilakukan orang tanpa disadari.
Maksiat jenis ini akan merusak amal
puasa dan mengurangi pahala, sebagaimana sabda Rosulullah SAW.
الصيام جنة، فإذا كان يوم صوم أحدكم فلا
يرفث ولا يصخب فإن سابه أحد أو قاتله فليقل إني صائم
“Puasa itu perisai, jika sesorang diantara kalian berpuasa, janganlah berkata keji dan janganlah berkelahi, dan jika seseorang mencelanya atau memusuhinya maka katkanlah aku sedang berpuasa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
6. Mementingkan buka puasa bersama daripada salat Magrib.
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, meninggalkan puasa merupakan satu bentuk maksiat yang dapat
menghancurkan pahala berpuasa.
Namun, di zaman sekarang, orang-orang
terlalu terlena dengan kebersamaan ketika buka puasa bersama teman-teman atau rekan
kerja, sehingga tanpa terasa telah meninggalkan salat Magrib.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita
terhindar dari maksiat ini, karena meninggalkan satu salat wajib adalah haram
hukumnya dan menimbulkan dosa.
Semoga dengan keenam maksiat di bulan
Ramadan yang dipaparkan di atas, kita semua dapat terhindar olehnya dan fokus
melakukan amal-amal baik di bulan Ramadan.
Dikutip dari : Tribunnews.com


0 Comments